Saat ini, publik dibuat kaget dengan temuan swab antigen menggunakan alat kesehatan bekas di Bandara Kualanamu. Oknum petugas kesehatan itu mencuci ulang alat swab tersebut untuk digunakan kembali demi meraup keuntungan pribadi. Para tersangka pun meraup untung hingga puluhan juta dari hasil 'tipuannya' tersebut, sementara masyarakat masih berjibaku dengan krisis pandemi COVID-19.
Hal tersebut patut diwaspadai oleh semua masyarakat. Lalu, bagaimana cara mengidentifikasi alat swab baru dalam test covid-19?
Ahli Patologi Klinik Laboratorium Primaya Hospital Karawang Hadian Widyatmojo mengimbau masyarakat sebelum melakukan swab untuk memastikan bahwa alat swab yang digunakan masih berada di dalam kemasan dan tersegel. Hal ini berlaku untuk rapid test antigen maupun swab PCR.
Masyarakat dapat meminta petugas swab untuk memperlihatkan bahwa alat swab masih baru di dalam kemasan dan dibuka di depan pasien.
"Anda bisa mencurigai jika tidak melihat alat swab tersebut dibuka dari tempatnya di depan Anda," ujarnya, dalam keterangan persnya, Selasa, 4 Mei 2021.
Petugas juga akan menanyakan ulang nama pasien sebelum melakukan pemeriksaan untuk menghindari kesalahan identitas pasien. Sebelum dilakukan pemeriksaan, petugas perlu menunjukkan kepada pasien bahwa alat masih dalam kemasan sebelum dipakai.
Petugas akan membuka bungkus plastiknya sesaat sebelum tindakan swab untuk menjaga agar alat tersebut tetap steril dan mencegah kontaminan.
Seluruh alat swab tidak dapat digunakan kembali. Alat tersebut merupakan alat sekali pakai dan akan dibuang setelah digunakan.
Penggunaan reusable alat swab sangat berisiko tinggi pada kesehatan dan penyebaran infeksi virus COVID-19 kepada pasien lainnya.
Pastikan alat swab tersebut masih baru dan perhatikan perlekatan kemasannya harus dalam keadaan sempurna seperti dari pabrik (bukan memakai lem atau double tape).
Selain ditunjukkan dengan alat swab yang tersegel di dalam kemasan, masyarakat juga dapat memperhatikan indikasi-indikasi lain untuk mendeteksi apakah alat swab tersebut adalah alat swab baru atau lama.
Seperti permukaan swab stik berwarna putih bersih, masih mulus atau tidak kelihatan bergerigi, serta tidak beraroma.
Dokter Hadian mengatakan bahwa selama pengambilannya betul dan aman serta menggunakan alat yang direkomendasi dan memiliki izin edar, maka hasil pemeriksaan swab tersebut bisa dipertanggungjawabkan.
Masyarakat bisa menanyakan izin edar tersebut pada faskes (fasilitas kesehatan) terkait merek atau tanggal kadaluarsa alat yang digunakan.
“Kadarluasa alat swab antar merek pun berbeda beda. Umumnya sebuah alat swab bisa bertahan bertahun tahun dari masa produksinya,” ujarnya.
Alat swab Ag harus mempunyai Nomor Ijin Edar (NIE) dari Kementerian Kesehatan. Pasien dapat meminta petugas untuk diperlihatkan Sertifikat NIE dari Vendor Alat.
Pemeriksaan swab antigen atau PCR dilakukan oleh petugas yang telah terlatih, maka hasil pemeriksaan dapat dipertanggungjawabkan karena para petugas telah memiliki sertifikat pelatihan.
Keakuratan hasil dapat diperoleh dari laboratorium yang terstandarisasi serta didukung oleh tenaga terampil dan terlatih. Disamping itu, terdapat Dokter Spesialis Patologi Klinik sebagai penanggung jawab hasil pemeriksaan swab, baik antigen maupun PCR,.
No comments: